Review "The Imitation Game (2014)"
The Imitation Game adalah film biografi yang dirilis pada tahun 2014. Film ini disutradarai oleh Morten Tyldum dan ditulis oleh Graham Moore. Film ini menceritakan kisah Alan Turing, seorang matematikawan dan kriptografer Inggris yang membantu memecahkan kode rahasia Jerman Bernama kode enigma selama Perang Dunia II. Turing juga dianggap sebagai salah satu peneliti terkemuka yang berkontribusi pada pengembangan komputer kontemporer. Film ini menampilkan Benedict Cumberbatch sebagai Alan Turing, film ini juga menampilkan Keira Knightley sebagai Joan Clarke, Matthew Goode sebagai Hugh Alexander, Rory Kinnear, Charles Dance, dan Mark Strong.
Alan Turing adalah seorang ahli komputer, matematikawan, dan kriptografer Inggris yang lahir di London, Inggris, pada 23 Juni 1912. Dia dikenal karena membantu memecahkan kode rahasia Jerman selama Perang Dunia II dan mengembangkan teori komputer dan kecerdasan buatan.
Film dimulai dengan interogasi Alan Turing oleh polisi, di mana ia mengakui bahwa ia telah melakukan tindakan yang melanggar hukum. Selanjutnya, kisah tersebut diceritakan secara kilas balik. Kisah dimulai pada tahun 1939, ketika Inggris memasuki Perang Dunia II. Turing dipekerjakan di Bletchley Park, sebuah lokasi rahasia yang berusaha memecahkan kode Enigma, mesin penyandi Jerman yang dianggap tidak dapat dipecahkan.
Di Bletchley Park, Alan Turing yang aneh dan kurang dalam kemampuan sosial, mencoba bergabung dengan tim yang ada yang dipimpin oleh Hugh Alexander. Banyak rekan kerja Turing menganggapnya aneh, tetapi matematikawan Joan Clarke yang juga bekerja di tempat itu membantunya. Namun, Turing dengan cepat menunjukkan ketidakmampuannya untuk bekerja dalam tim dan lebih memilih bekerja sendiri. Sifatnya inilah menyulitkan rekan timnya untuk bersosialisasi dengan Alan Turing.
Meskipun kepriadiannya eksentrik
dan kadang menyinggung orang, Turing menarik perhatian Joan Clarke, seorang
matematikawan pintar yang juga bekerja di Bletchley Park, yang dimainkan oleh
Keira Knightley. Joan berhasil membujuk Turing untuk menerima aplikasinya, dan
Turing kemudian mengangkatnya sebagai anggota timnya.
Demi menangani kompleksitas
matematika yang terlibat dalam mencari pola dalam kode enigma tersebut, Alan Turing
memutuskan untuk membuat mesin dekripsi Bernama “bombe” untuk memecahkan kode
Enigma, tetapi dia menghadapi tantangan besar dari atasannya, Komandan
Denniston, yang menentang metode Turing dan mempertanyakan kelayakan proyek
tersebut. Meskipun dia sering bertentangan dengan rekan kerja dan atasannya,
Turing tetap memperjuangkan ide-idenya. Dia juga menghadapi masalah identitas
karena pada saat itu homoseksualitas dianggap melanggar hukum di Inggris.
Tekanan untuk memecahkan kode Enigma meningkat selama perang. Meskipun menghadapi kesulitan dan frustrasi yang mendalam, Turing dan timnya terus bekerja keras. Mereka menghadapi banyak hambatan selama upaya mereka, tetapi akhirnya mereka berhasil memecahkan kode Enigma dengan kecerdasan dan ketekunan mereka, memberikan keunggulan penting bagi Sekutu dalam perang melawan Jerman. Namun, kemenangan mereka memiliki konsekuensi. Karena mereka khawatir bahwa jika Jerman mengetahui bahwa kode Enigma telah diretas, mereka akan mengubah teknik enkripsi mereka, Turing dan timnya harus berjuang untuk menjaga keberhasilan mereka tetap rahasia. Pada saat yang sama, Turing harus menghadapi rahasia penting tentang dirinya sendiri yaitu fakta bahwa dia seorang homoseksual.
Ketika Alan
Turing dituduh melakukan sesuatu yang pada saat itu dianggap illegal yaitu
homoseksual, kelainan ini kemudian terungkap. Meskipun berkontribusi pada
kemenangan perang, Alan Turing malah dihukum karena homoseksualitasnya. Dia
bahkan diubah secara fisik dan diisolasi oleh terapi hormonal.
Pemecahan
kode enigma yang dilakukan oleh Alan Turing memperpendek masa perang yang saat
itu sedang terjadi, dimana lebih dari 14 juta nyawa terselamatkan. Pemerintah
sendiri mencoba untuk merahasiakannya selama 50 tahun. Pekerjaan Alan Turing
sendiri menginspirasi beberapa generasi akan penelitian yang beranama “mesin turing” yang saat ini
kita semua menyebutnya dengan nama komputer. Maka tidak dapat dipungkiri bahwa Alan Turing
sangatlah berjasa dalam perkembangan teknologi saat ini.
Film ini menggambarkan dua cerita yang berjalan Bersama yaitu upaya Alan Turing untuk memecahkan kode Enigma, yang mengubah jalan perang, dan konfliknya dengan identitasnya yang sebenarnya. Turing memberikan kontribusi yang signifikan untuk kemenangan perang, tetapi dia malah diabaikan dan dihukum karena homoseksualitasnya. Dia meninggal dalam kesendirian pada tahun 1954, tetapi bakat matematika dan komputernya masih hidup.
Film ini menampilkan sisi manusiawi Turing yang sering dilupakan oleh sejarah. Turing memberikan kontribusi besar untuk kemenangan perang, tetapi dia diabaikan dan dihukum karena identitasnya. Dia meninggal dalam kesendirian, tetapi pengetahuannya tentang matematika dan komputer masih diingat.
"The Imitation Game" adalah kisah inspiratif tentang keteguhan, keberanian, dan kecerdasan dalam menghadapi rintangan dan tekanan yang tak terduga. Film ini, yang dibintangi oleh Benedict Cumberbatch dalam peran Alan Turing, berhasil menggambarkan kehidupan yang rumit dari salah satu peneliti terkemuka abad ke-20.
Hal ini Menunjukkan bahwa teknologi ada sampai saat ini tak luput dari motivasi manusia untuk mencapai tujuannya, seperti contoh pada film “The Imitation Game” yang menujukkan bahwa teknologi ditemukan karena kebutuhan untuk berperang. dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan akal yang diberi oleh tuhan , manusia dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
Komentar
Posting Komentar